Untuk menjaga keamanan sistem informasi diperlukan pengendalian terhadap sistem informasi.
Kontrol mencakup:
1. Kontrol administratif
2. Kontrol pengembangan dan pemeliharaan sistem
3. Kontrol operasi
4. Proteksi terhadap pusat data secara fisik
5. Kontrol perangkat keras
6. Kontrol terhadap akses komputer
7. Kontrol terhadap akses informasi
8. Kontrol terhadap perlindungan terakhir
9. Kontrol aplikasi
1. Kontrol Administratif
Mempublikasikan kebijakan kontrol yang membuat semua pengendalian sistem informasi dapat dilaksanakan dengan jelas dan serius oleh semua pihak dalam organisasi.
Prosedur yang bersifat formal dan standar pengoperasian disosialisasikan dan dilaksanakan dengan tegas. Termasuk dalam hal ini adalah proses pengembangan sistem, prosedur untuk backup, pemulihan data, dan manajemen pengarsipan data.
Perekrutan pegawai secara berhati-hati, yang diikuti dengan orientasi, pembinaan, dan pelatihan yang diperlukan.
Supervisi terhadap para pegawai. Termasuk pula cara melakukan kontrol kalau pegawai melakukan penyimpangan terhadap yang diharapkan.
Pemisahan tugas-tugas dalam pekerjaan, dengan tujuan agar tak seorangpun yang dapat menguasai suatu proses yang lengkap. Sebagai contoh, seorang pemrogram harus diusahakan tidak mempunyai akses terhadap data produksi (operasional) agar tidak memberikan kesempatan untuk melakukan kecurangan.
2. Kontrol terhadap Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem
Melibatkan Auditor sistem, dari masa pengembangan hingga pemeliharaan sistem, untuk memastikan bahwa sistem benar-benar terkendali, termasuk dalam hal otorisasi pemakai sistem.
Aplikasi dilengkapi dengan audit trail sehingga kronologi transaksi mudah untuk ditelusuri.
3. Kontrol Operasi
Tujuan agar sistem beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
Termasuk dalam hal ini:
a. Pembatasan akses terhadap pusat data
b. Kontrol terhadap personel pengoperasi
c. Kontrol terhadap peralatan (terhadap kegagalan)
d. Kontrol terhadap penyimpan arsip
e. Pengendalian terhadap virus
4. Perlindungan Fisik terhadap Pusat Data
Faktor lingkungan yang menyangkut suhu, kebersihan, kelembaban udara, bahaya banjir, dan keamanan fisik ruangan perlu diperhatikan dengan benar.
Untuk mengantisipasi kegagalan sumber daya listrik, biasa digunakan UPS dan mungkin juga penyediaan generator.
5. Kontrol Perangkat Keras
Untuk mengantisipasi kegagalan sistem komputer, terkadang organisasi menerapkan sistem komputer yang berbasis fault-tolerant (toleran terhadap kegagalan).
Toleransi terhadap kegagalan pada penyimpan eksternal antara lain dilakukan melalui disk mirroring atau disk shadowing, yang menggunakan teknik dengan menulis seluruh data ke dua disk secara paralel.
6. Kontrol Akses terhadap Sistem Komputer
Setiap pemakai sistem diberi otorisasi yang berbeda-beda.
Setiap pemakai dilengkapi dengan nama pemakai dan password.
Penggunaan teknologi yang lebih canggih menggunakan sifat-sifat biologis manusia yang bersifat unik, seperti sidik jari dan retina mata, sebagai kunci untuk mengakses sistem.
7. Kontrol terhadap Akses Informasi
Penggunaan enkripsi
8. Kontrol terhadap Bencana
Rencana darurat (emergency plan) menentukan tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh para pegawai manakala bencana terjadi.
Rencana cadangan (backup plan) menentukan bagaimana pemrosesan informasi akan dilaksanakan selama masa darurat.
Rencana pemulihan (recovery plan) menentukan bagaimana pemrosesan akan dikembalikan ke keadaan seperti aslinya secara lengkap, termasuk mencakup tanggung jawab masing-masing personil.
Rencana pengujian (test plan) menentukan bagaimana komponen-komponen dalam rencana pemulihan akan diuji atau disimulasikan.
9. Kontrol terhadap Perlindungan Terakhir
Rencana pemulihan dari bencana.
Asuransi.
10. Kontrol Aplikasi
* Masukan
* Keluaran
* Pemrosesan
* Basis data
* Telekomunikasi
Sabtu, 21 Februari 2009
Pengendalian Sistem Informasi
Diposting oleh denis di 06.07
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar